Entri Populer

Kamis, 19 Februari 2009

global warming

Pada tanggal 24-31 Agustus 2005 Louisiana, Misisipi dan Alabama dihantam oleh badai besar Katrina yang merupakan badai terbesar di dalam abad 21. hampir 200.000 m² di wilayah selatan Amerika serikat. Banyak orang menjadi korban disana. Lebih dari seribu orang kehilangan harta, benda maupun nyawa. Hal ini sering membuat kita bertanya tanya, apakah ini hanya gejala alam saja?, Apakah hal ini akan terus-menerus kita alami?. Pertanyaan tadi seakan terjawab ketika kita melihat film tentang Global warming yang telah dirampungkan oleh senator Gore. Dan hal yang membuat hati kita was-was adalah mencairnya es di kutub selatan maupun utara sehingga daratan di bumi akan tenggelam sedalam 20 kaki (6 meter).
Global warming atau kita sebut sebagai pemanasan global adalah meningkatnya temperature suhu rata-rata di atmosfer, laut dan daratan di bumi. Hal tersebut disebabkan antara lain oleh asap hasil pembakaran bahan bakar fosil yang kita gunakan sehari hari dan cenderung menjadi hal pokok kehidupan. Pada waktu atmosfer makin kaya akan gas-gas tersebut, maka makin menghambat proses pantulan kembali sinar matahari. Maka sinar matahari tidak dapat keluar, akibatnya lama kelamaan atmosfer bumi akan cepat menipis cenderung lubang. Sehingga sinar UV yang dapat membahayakan kulit maupun dapat melelehkan es makin giat melancarkan usahanya dalam menggerogoti umur bumi.
Penghasil terbesar gas-gas B3 adalah Amerika, Inggris Rusia, Kanada, Jepang, dan China. Negara seperti Indonesia juga turut andil dalam pemanasan global, mengapa? Karena Indonesia tercatat dalam The Guinnes Book of record sebagai Negara paling cepat dalam hal merusak hutannya. Yang padahal telah diketahui bahwa hutan hujan tropis yang kita miliki adalah paru-paru bumi.
Temperature di permukaan bumi rata rata 15°C (59°F), tapi selam seratus tahun terakhir ini meniggi 0,6 derajat Celcius(1 derajat Fahrenheit) Jim Hansen mengatakan bahwa kenaikan suhu 1 derajat saja bisa memicu melelehnya lapisan es didunia. Mengakibatkan kenaikan volume laut serta permukaannya 9-100cm. hal itu dapat menimbulkan gelombang pasang dahsyat dan menenggelamkan 2000 pulau di bumi pada tahun 2040 mendatang tak terkecuali di Indonesia. Karena pada tahun itu pula daerah di Jakarta (Kosambi, Penjaringan, Cilincing) dan Bekasi ( Muaragembong, Babelan dan Tarumajaya) akan tenggelam semuanya. Juga kekeringan akan melanda daerah Gunung Kidul dan Wonogiri, Indonesia akan dilanda banjir besar-besaran seperti yang terjadi di Bengawan Solo, Jakarta, Semarang. Solo, Kab Bojonegoro, Babat, Lamongan, Gresik karena sudah tidak ada resapan air, maka tempat itu menjadi daerah aliran sungai (DAS).
Protokol Kyoto yang telah dilakukan sejak 1997 diikuti 2200 delegasi dari 158 negara dengan 28 pasalnya. Yang dibuka pada tanggal 1 Desember dan ditutup pada tanggal 10 Desember 1997. Dan juga dibuka pada 16 Maret 1998 untuk penandatanganan dan ditutup pada tanggal 15 Maret 1999. Kyoto protocol to the United nations framework convention on climate change (protocol Kyoto mengenai konvensi rangka kerja PBB tentang perubahan iklim) ini belum membuahkan hasil yang memuasakan. Karena Amerika dan China tak mau meratifikasi isi protocol Kyoto tersebut karena hampir 70% masyarakatnya berpenghasilan dari induustri yang mereka kembangkan. Prosentase dari protocol Kyoto itu sendiri adalah Amerika serikat (36,1%), Rusia (17,4%), Jepang (8,5%) dan Jerman (7,4%). 6 negara dibawah lima persen dan 17 negara lainnya dibawah 1 persen. Sayang Amerika mundur dan tidak meratifikasi protocol Kyoto, padahal dia Negara terbesar pengemisi karbon di dunia.
Melihat begitu besar akibat dari pemanasan global, maka dari itu kita sebagai warga Negara Indonesia yang juga turut andil dalam pemanasan global, kita harus mulai dari diri sendiri. “Kearifan menjaga lingkungan” dari dalam diri sendiri dengan cara sopan terhadap lingkungan juga ada banyak hal yang bisa kita perbuat semisal: kita dapat menanam tanaman di lingkungan sekitar, kita dapat menghimbau teman atau saudara kita, kita dapat membuang sampah pada tempatnya, mengurangi jumlah pemakaian plastik, dan yang paling mudah adalah memberitakan hal ini kepada masyarakat sekitar bahaya dari Global warming . Mulai sekarang janganlah merusak lingkungan karena betapa besar akibatnya di masa mendatang.
Kita sebagai warga Negara Indonesia pantas malu karena telah menjadi Negara terbesar ke 3 di dunia sebagai penyumbang gas rumah kaca dari kebakaran hutan dan lahan gambut. Jika kita tidak memulai dari sekarang, maka 5 tahun lagi hutan di Sumatera akan habis, 10 tahun lagi hutan di Kalimantan akan habis, 15 tahun lagi seluruh hutan di Indonesia akan habis tak tersisa dan pada waktu itu kita tak bisa lagi menghirup udara segar dan bumi akan sepanas Mars. Dan tak satupun makhluk hidup yang dapat bertahan termasuk kita dan anak cucu kita nanti ( Direktur Eksekutif WALHI).

P VIIID/18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar